kamu mentari yang tak kunjung tenggelam
kamu keceriaanku yang tak ada habisnya
kamu pelipurlara yang tak kenal lelah
kamu yang menenangkanku menjagaku
kamu yang mengerti aku disaat diriku kelam
tapi...
itu dulu..
jauh sebelum kamu menuntunku meneteskan air mata
sebelum kamu mendorongku untuk lebih jauh darimu
sebelum kamu menarikku ke dalam lubang penderitaan
apa kamu jauh dengan kepekaan?
semut diujung sungai kau tatap
menara eifel di depan mata tak kau lihat
hingga kurasa kau semakin jauh dari angan2mu yang lalu
aku takut kau menemukan yang lebih baik dariku
apa kau tak mendengar jeritan hatiku?
apa telingamu telah kau tutup dengan jari2 angan barumu?
mungkin kau tertawa dibelakangku
kau hiraukan tetes air mataku
yang nyatanya jatuh karenamu
perasaanku bukanlah kembang api
yang hanya menyenangkan sesaat
aku butuhkanmu
it's hard to say goodbye
walau kutahu berat bagimu
tuk kembali seperti dulu
namun ...
aku percaya akan adanya Tuhan
aku percaya akan adanya keajaiban
jalan masih ada...
selama cahaya benderang masih menyinari kelam